Selasa, 24 Juni 2014

Struktur Program Bimbingan di SD


1.  Struktur Program Bimbingan di SD
Struktur program bimbingan perkembangan yang komprehensif antara lain:
1.    Layanan dasar bimbingan.
2.    Layanan responsif.
3.    Sistem perencanaan individual.
4.    Pendukung sistem.
Komponen dan perbandingan alokasi program bimbingan dan konseling (Sara Capman, dkk., 1993 : 7) dapat diamati dari hasil perbandingan alokasi waktu untuk masing-masing komponen program bimbingan di SD adalah :

a.    Layanan Dasar Bimbingan 35-40 %
b.    Layanan Responsif 30-40 %
c.    Sistem Perencanaan Individual 5-10 %
d.   Pendukung Sistem 10-15 %
Berikut ini disajikan uraian dari masing-masing komponen, kecuali untuk pendukung sistem disajikan pada bagian pengembangan program.
a. Layanan Dasar Bimbingan
            Tujuannya adalah membantu seluruh murid dalam mengembangkan ketrampilan dasar untuk kehidupan. Komponen ini merupakan landasan bagi program bimbingan perkembangan. Isi layanan dasar bimbingan adalah hal – hal umum yang perlu dikembangkan bagi seluruh murid melalui layanan bimbingan konseling dalam membantu murid mengembangkan keterampilan hidup dan perilaku efektif.
            Fungsi layanan ini lebih bersifat pengembangang karena merupakan upaya menyiapkan isi bimbingan secara sistematik bagi seluruh murid.
Bidang bimbingan yang bobot materinya lebih berkaitan dengan layanan bimbingan dasar adalah Bimbingan pribadi. Bimbingan pribadi lebih terfokus pada upaya membantu peserta didik mengembangkan aspek-aspek kepribadian yang menyangkut pemahaman diri dan lingkungan, kemampuan memecahkan masalah, konsep diri, kehidupan emosi, identitas diri, dan bimbingan menjadi pribadi yang mandiri.
Contoh materi program bimbingan perkembangan di SD mencakup :
1.    Self – estem.
2.    Motivasi berprestasi.
3.    Ketrampilan pengambilan keputusan merumuskan tujuan dan membuat perencanaan.
4.    Ketrampilan pemecahan masalah.
5.    Keefektifan dalam hubungan antar pribadi.
6.    Ketrampilan berkomunikasi.
7.    Keefektifan dalam memahami lintas budaya.
8.    Perilaku yang bertanggung jawab.
b. Layanan Responsif
            Tujuannya adalah mengintervasi masalah – masalah atau kepedulian pribadi siswa yang muncul segera dan dirasakan saat itu, berkenaan dengan masalah sosial – pribadi, karir / masalah pengembangan pendidikan.
            Isi layanan ini adalah hal – hal yang menjadi kepedulian siswa dalam jangka pendek yang terjadi dan dirasakan saat ini yang perlu mendapat intervensi bimbingan konseling.
            Topik yang menjadi prioritas di Texas pada tahun 1990-an :
1.    Kesuksesan akademik.
2.    Masalah bunuh diri pada kalangan remaja dan anak.
3.    Kenakalan anak.
4.    Masalah putus sekolah.
5.    Penyalahgunaan obat.
6.    Kehamilan pada usia sekolah.
Topik – topik lainnya yang relevan dengan masalah di sekolah seperti :
1.    Kehadiran.
2.    Sikap dan perilaku terhadap sekolah.
3.    Hubungan dengan teman sebaya.
Sedangkan topik – topik yang berkaitan dengan masalah pribadi adalah :
1.    Ketidakmampuan menentukan karir.
2.    Pilihan lanjutan sekolah.
3.    Masalah keluarga meliputi kematian dan perceraian.
Layanan responsif bersifat preventif dan remedial. Preventif dengan memberikan intervensi kepada siswa agar mampu menentukan pilihan pada situasi tertentu. Remedial dengan memberikan intervensi terhadap siswa yang tidak memiliki kemampuan memecahkan masalah.
Prioritas pemberian layanan hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan anak. Teknik pemberian layanan individual atau kelompok kecil misal konsultasi guru dan orang tua, membuat program rujukan untuk program pengawasan kemajuan siswa dan lain – lain. Bidang bimbingan yang kental berbobot layanan responsif meliputi bimbingan belajar, bimbingan sosial, dan konseling.
c. Sistem Perencanaan Individual
            Tujuannya adalah merencanakan, memonitor, dan mengelola rencana pendidikan, karir dan pengembangan sosial oleh dirinya sendiri. Isi perencanaan individual adalah hal yang menjadi kebutuhan siswa untuk memahami perkembangan dirinya. Dengan demikian meskipun perencanaan individual ditujukan untuk memandu seluruh siswa, layanan yang diberikan lebih bersifat individual karena didasarkan atas perencanaan, tujuan dan keputusan yang ditentukan oleh masing-masing individu.
Konselor dapat menggunakan berbagai narasumber-staf, informasi, dan kegiatan, serta memfokuskan narasumber untuk seluruh siswa dan membantu siswa secara individual untuk mengembangkan dan mengimplementasikan perencanaan pribadi.
Melalui sistem perencanaan individual siswa dapat :
1.    Mempersiapkan pendidikan, karir dan tujuan sosial pribadi.
2.    Merumuskan rencana untuk mencapai tujuan jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.
3.    Menganalisis kekuatan dan kelemahan dirinya.
4.    Mengukur tingkat pencapaian tujuan dirinya.
5.    Mengambil keputusan.
Guru hendaknya memberikan prioritas terhadap pemberian bantuan bagi siswa, dan mengimplementasikan perencanaan individual dengan fokus siswa, perencanaan pendidikan dan karir.
Konselor melakukan konsultasi dengan penasehat akademik, dan orang tua dalam memberikan informasi pendidikan dan karir serta prosedur dimana guru memberi rekomendasi penempatan. Mereka memberikan rujukan dan konsultasi berkenaan dengan prosedur pemberian rujukan bagi siswa-siswa yang membutuhkan program pendidikan tertentu, seperti siswa berbakat, siswa yang memiliki dwibahasa, siswa yang krisis, pendidikan khusus, pendidikan jabatan dan pendidikan pengganti.
d. Pendukung Sistem (System Support)
Komponen pendukung sistem lebih diarahkan pada pemberian layanan dan kegiatan manajemen yang tidak secara langsung bermanfaat bagi siswa. Layanan ini mencakup :
1.    Konsultasi dengan guru – guru.
2.    Dukungan bagi program pendidikan orang tua dan masyarakat.
3.    Partisipasi dalam kegiatan sekolah.
4.    Implementasi dan program standarisasi instrument tes.
5.    Memberikan masukan terhadap pembuat keputusan dalam kurikulum pengajaran.
Materi program dalam manajemen antara lain
1.    Pengembangan dan manajemen program bimbingan.
2.    Pengembangan staf bimbingan.
3.    Pemanfaatan sumber daya masyarakat.
2. Pengembangan Program Bimbingan
            Tugas pokok guru di SD dalam melaksanakan bimbingan adalah menyusun program bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan analisis hasil pelaksanaan bimbingan dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya (keputusan Menpan Nomor 93, 1995). Penyusunan program bimbingan konseling adalah membuat rencana pelayanan bimbingan konseling dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan bimbingan karier.
a. Pengumpulan Data Siswa
            Salah satu tujuan dari keseluruhan program bimbingan di SD adalah identifikasi awal tentang identitas murid, kemampuan, keberbakatan dan keterbatasan murid, serta kondisi sosial ekonomi orang tua murid. Kegiatan pengumpulan data umumnya dilaksanakan pada setiap tahun ajaran baru.
b. Layanan Orientasi dan Pemberian Informasi
            Layanan orientasi dan pemberian informasi pada awal memasuki sekolah merupakan kegiatan yang strategis. Dalam kegiatan ini murid diperkenalkan dengan guru–guru, kelas, tempat belajar, ruangan perpustakaan, ruang UKS, WC, dan fasilitas sekolah lainnya, tata tertib sekolah cara belajar dan cara bergaul. Mengingat anak SD masih kecil maka orang tua dilibatkan dalam kegiatan orientasi dan pemberian informasi, agar orang tua menjelaskan kembali kepada anaknya dengan gaya bahasa yang lebih bisa dipahami. Hal ini merupakan bentuk dari bimbingan kepada orang tua agar lebih memahami serta meningkatkan bantuannya terhadap perkembangan anaknya di sekolah.
c. Layanan Penempatan dan Penyaluran
            Layanan penempatan dan penyaluran yang perlu dikembangkan di SD mencakup : layanan penempatan dan penyaluran bagi kelas 1, penempatan dan penyaluran dalam kegiatan ekstra kurikuler serta penempatan dalam kelas unggulan.
1.    Layanan penempatan dan penyaluran bagi kelas 1
Pengalaman prasekolah mempengaruhi kemampuan murid dalam belajar di sekolah. Kemampuan murid kelas 1 sangat beragam. Ada murid yang telah menguasai kemampuan dasar dalam membaca, menulis dan berhitung ada yang belum. Dalam peraturan TK belum boleh mengajarkan membaca, menulis, dan berhitung namun dalam kenyataan banyak anak TK yang telah mengenalnya, termasuk orang tua murid dirumah. Andai kata ketika masuk kelas satu diadakan seleksi sederhana dalam kemampuan membaca, menulis dan berhitung, maka hasil seleksi ini berguna untuk keperluan penempatan, bukan untuk menerima atau menolak calon murid. Hasil seleksi dapat dimanfaatkan untuk pengelompokan dalam kelas berdasarkan kemampuan, ada kelas unggul, kelas menengah dan kelas asor (model SD Gentra Masekdas).
Hasil seleksi juga dapat dimanfaatkan untuk penempatan tempat duduk. Anak yang belum menguasai kemampuan dasar calistung disuruh duduk dibangku sebelah depan supaya mudah dibantu guru atau juga bisa anak yang belum menguasai kemampuan dasar calistung duduk sebangku dengan murid yang sudah menguasai sehingga dapat berperan sebagai tutor sebaya. Model penempatan dan penyaluran seperti ini dapat diterapkan dalam kelas – kelas selanjutnya termasuk dalam kelompok belajar tambahan.
2.    Layanan Penempatan Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
            SD bermutu biasanya memiliki banyak kegiatan ekstrakurikuler, sehingga siswa bingung dalam menentukan pilihannya. Guru SD diharapkan memiliki pemahaman tentang minat bakat siswa, sehingga dapat menempatkan siswa dalam ekstrakurikuler yang cocok.
3.    Layanan Penempatan Dan Penyaluran Dalam Kelas Unggulan
            Siswa pilihan untuk siswa kelas unggulan adalah siswa kelas IV, sebab siswa kelas IV mulai dapat berpikir rasional. Cara mendapatkan siswa unggulan adalah dengan memilih siswa yang memenuhi persyaratan yang berada di lingkungan gugus tempat diselenggarakan kelas unggulan.
3. Keterpaduan Program Bimbingan Dalam KBM
            Layanan bimbingan masih menjadi tugas terpadu dari guru kelas. Pelaksanaan bimbingan di SD tetap memerlukan dukungan manajerial yang memadai. Aspek – aspek yang perlu dipertimbangkan dalam upaya penyelenggaraan layanan bimbingan di SD antara lain :
a. Aspek Program
            Program bimbingan biasa menyangkut bimbingan belajar, pribadi, dan sosial serta bimbingan karir. Isi bimbingan dari jenis bimbingan tersebut perlu dikembangkan secara relevan dengan konsep dan kebutuhan yang dihadapi siswa dalam perkembangannya.
b. Aspek Ketenagaan
            Guru SD perlu memiliki pemahaman yang tepat dan ketrampilan yang memadai untuk melaksanakan layanan bimbingan, sebab guru SD dipandang sebagai personel yang paling mungkin melaksanakan layanan bimbingan.
c. Aspek Prosedur/ Teknik
            Pengembangan iklim pembelajaran yang kondusif bagi pengembangan perilaku efektif baik yang menyangkut pengembangan perilaku belajar, pribadi dan sosial, serta perkembangan karier sebagai strategi yang efektif untuk digunakan di SD.
d. Daya Dukung Lingkungan
            Guru bukanlah petugas yang dapat bekerja sendiri tanpa bantuan dan dukungan manajerial, sosial, maupun sarana fisik merupakan salah satu factor penting dari upaya peningkatan mutu pelaksanaan bimbingan di SD.
4. Organisasi Dan Administrasi Bimbingan Di SD
a. Organisasi
            Pemerintah memiliki rencana untuk mengangkat guru pembimbing sesuai dengan PP 38 tentang Tenaga Pendidikan, paling tidak untuk satu kecamatan seorang guru pembimbing. Beberapa sekolah swasta telah mengangkat guru pembimbing namun masih purna waktu.
b. Uraian Tugas Personil
     1. Kepala sekolah
Sebagai penanggung jawab kegiatan pendidikan dan melakukan supervise terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian kegiatan layanan bimbingan.
     2. Guru kelas/ Guru pembimbing
a.    Merencanakan program bimbingan, termasuk rencana mengidentifikasi siswa bermasalah
b.    Melakukan koordinasi dengan kepala sekolah dan guru mata pelajaran
c.    Melaksanakan kegiatan layanan bimbingan dengan mengintregasikan pada mata pelajaran masing – masing
d.   Menilai proses dan hasil layanan bimbingan
e.    Menganalisa hasil penelitian layanan bimbingan
f.     Melaksanakan tindak lanjut/ alih tangan berdasarkan hasil penilaian
g.    Membantu siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler
3. Guru mata pelajaran
a. Melaksanakan bimbingan melalui PBM sesuai dengan mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.
b. Berkonsultasi dengan guru kelas (guru pembimbing dalam hal masalah – masalah yang berkaitan dengan bimbingan).
c. Bekerja sama dengan guru kelas/ guru pembimbing dalam hal pengembangan program bersama/ terpadu.
c. Pengawasan
            Fungsi pengawasan adalah memantau, menilai, memperbaiki, meningkatkan dan mengembangkan kegiatan layanan bimbingan di SD di tingkat nasional kepengawasan berada di Direktorat Pendidikan Dasar. Di tingkat wilayah kepengawasan berada di seksi Pendidikan Dasar. Di tingkat kecamatan kepengawasan berada di penilik TK/ SD.
d. Sarana dan Prasarana
Program yang telah disusun sedemikian rupa, dapat terlaksana dengan efektif apabila didukung oleh tersedianya sarana dan prasarana yang memadai sesuai dengan kekhususan layanan bimbingan. Sarana yang diperlukan untuk menunjang layanan bimbingan adalah :
1. Alat pengumpul data
- Format                               - Angket
- Pedoman observasi          - Catatan harian
- Pedoman wawancara       - Kartu konsultasi
2. Alat penyimpan data
- Kartu pribadi
- Map
- Buku pribadi
3. Perlengkapan Teknis
- Buku pedoman/ petunjuk
- Buku informasi
- Paket bimbingan
4. Perlengkapan administrasi
- Blanko surat
- Agenda surat
- Alat – alat tulis
Prasarana penunjang layanan bimbingan adalah :
1.    Ruang bimbingan
2.    Dalam kondisi ideal ruang bimbingan terdiri dari ruang tamu, ruang konsultasi, ruang diskusi, ruang dokumentasi, dan sebagainya.
e. Anggaran biaya
            Anggaran biaya diperlukan untuk menunjang kegiatan layanan bimbingan seperti biaya surat menyurat, transportasi, penataran, dan sebagainya.
f. Kerjasama
Layanan Bimbingan yang efektif tidak mungkin terlaksana dengan baik tanpa adanya kerjasama guru kelas dengan pihak-pihak yang terkait di dalam maupun luar sekolah.
1.    Kerjasama dengan pihak di dalam sekolah
Kerjasama antara guru kelas dan guru mata pelajaran lainnya serta tenaga administrasi pendidikan.
2.    Kerjasama dengan pihak di luar sekolah
Antara lain : orang tua murid, BP3, organisasi profesi, puskesmas, psikolog, dan sebagainya.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar